Selasa, 15 Oktober 2019

Hate comment is the real killer!

Assalammualaikum wahai akhii, wahai ukhti... Apa kabar pagi ini? Tumben dong aku mau update pagi-pagi begini, masih jam 05.37 pas tulisan ini dibuat hahahaha. Pengen sharing sedikit, menjurus ke ghibah, curhat, atau apalah itu, but underline this, aku tidak berniat menebar kebencian yaa... Ada apa sih?

Jadi kemarin, beredar kabar bahwa Sulli f(x) meninggal dunia. Polisi di Korea mengkonfirmasi kalau Sulli, alias Choi Jinri meninggal karena bunuh diri. Penyebab atau motif bunuh dirinya sih masih abu-abu. Ada yang bilang karena Sulli depresi, karena sebelumnya dia pernah punya Panic Disorder, atau gangguan panik, ditambah lagi sebelum dikabarkan meninggal, sempet dia live Instagram. Dia tanya ke netizen, kurang lebih begini, "aku bukan orang jahat, tapi kenapa kalian selalu membenci aku?" Kurang lebih demikian. Jadi gimana sih dahsyatnya komentar kebencian kepada mental seseorang?

Kalau menurut aku, cyber bullying, atau bahasa indonesianya itu 'perundungan', itu sama dahsyatnya sama bullying secara fisik. Sama brotha, sista. Korban bisa jadi terserang secara mental karena terlalu kepikiran dan khawatir sama semua komentar jahat yang dia dapat. Insecure. Akhirnya, dia nggak bisa tenang dalam semua kegiatannya. Kenapa bukan para koruptor atau politisi bermasalah yang kayaka begini yaa? *Abaikan karena mulai oot, wkwkekek*

Nah, sedangkan kemarin itu, ada sebuah postingan di Instagram isinya soal kematiannya Sulli, dan banyak komentar nyinyir yang cukup pedas ya, karena bukan para Kpopers yang komen. Miris banget, orangnya uda nggak ada masih ada dihujat, padahal mereka juga ngga ngerti Sulli itu siapa, orangnya gimana. Gini nih kalo kebiasaan liat orang cuma dari bungkusnya aja. Bawa-bawa agama, sampe bahkan mereka membandingkan berita Sulli sama pecahnya perang Palestina - Israel. Orang waras pasti ngerti, ini bukan apple to apple comparison, jelas. Akhirnya karena bawa topik sensitif begini, terjadilah debat kusir antara pendosa yang pasti masuk neraka, dengan pemilik kapling di surga. Sebut aja aku pendosanya, dan orang tersebut pemilik kapling surganya, hahahaha. Sebenernya, aku ngga mendebat dia sih, aku cuma balas komentar sabda sucinya dia, karena aku penasaran, kenapa sih sama hidupnya nih orang? Ada masalah apa sampe segitunya benci sama orang? 

Dia bilang banyak wanita yang nantinya akan mengisi neraka karena mengumbar aurat dan wajahnya di media sosial, pas aku sebut dia akun ngga jelas. Dia memantang aku untuk hapalkan surat Al Kahfi dan surat apa gitu aku lupa lewat video call *well, biasanya orang yang justru cerdas atau hafidz malah ngga mau sesumbar atau nyombongin kemampuan mereka loh, jadi yang ini jangan2... ahyasudahlah wkwkwk*, dan bawa-bawa fisik nih yang katanya dia aku hanya berwajah setara dengan mbak-mbak Indomaret waktu aku bilang dia modus supaya dapet nomer whatsapp *emang apa salahnya wajahnya mbak-mbak indomaret ya? Banyak yang cakep sih? 樂*, dia juga copas komentar dia yang sebelumnya dia pakai untuk bales komentar lain yang kurang lebih isinya nyuruh untuk rajin-rajin ikut pengajian biar pinter agama *noted lah, aku anggap dia kasih saran*, juga jangan memeluk agama arab kalo pengen punya agama yang cute(?) *what the hell?? Bahkan para sultan di Arab juga nonton BTS!*

Lalu ngga lama kemudian, notif-notif dari dia ilang dong! Oke, mungkin postingannya sudah dihapus, sial belum sempet aku kepcer pula. Atau mungkin seseorang mereport komentar/akun dia. Tapi yaaa bodo amat lah ya, BODO AMAT. Selama dia kasih poin-poin yang sekiranya jadi reminder buat aku, ya aku keep. Selebihnya yang termasuk bullying aku abaikan. Meskipun, sempet kebakar ini emosi *manusiawi lah ya namanya manusia, pasti punya emosi* tapi yaaa sudahlah, Allah Maha Menghitung. Allah yang tahu, yang penting aku nggak ada niat buruk, itu dianya aja yang sebenernya bermasalah.

Pertanyaanku adalah, kenapa setiap akun seperti ini, akun para penebar kebencian ini selalu anonim, dikunci, lebih banyak following daripada followersnya, dan selalu SOK SUCI? Mereka selalu nantangin adu debat, adu benar, adu keren *menurut mereka sih, menurut aku enggak*, dan selalu berusaha mencari dalil untuk merundung orang lain? Kayaknya, selain orang-orang yang sepemikiran sama dia itu kotor, hina, laknat, pendosa, dan pasti masuk neraka. Naudzubillah, padahal ulama besar malah berusaha merangkul bukan menakuti, memojokkan, atau adu debat loh. Kenapa? Yaaa itu sesuai sama pepatah orang Jawa : njiwit gelem, dijiwit emoh. Artinya, mencubit mau, dicubit nggak mau. Alias, cari gara-gara, giliran dia diserang dia nggak mau, makanya akunnya disembunyikan. Dikunci. Anonim. Alasannya kalo ditanya yaaaa balik lagi ke agama. Yaudalah yaaa, biar aja dia hidup dengan begitu. Allahu akbar.

Ini aku baru satu hate comment, gimana Sulli yang puluhan ribu, atau mungkin ratusan ribu, atau jutaan? Entahlah, ngga cuma kesel, jengkel, emosi sampe darah naik ke ubun-ubun, tapi apa-apa jadi takut, gampang panik, pikiran jelek terus ke orang lain, alias suudzon. Yaaaa gimana ngga bunuh diri kalau gitu yakan?

Well bung, aku cuma mau bilang aja kalau aku mungkin memang nggak hapal surat Al Kahfi atau An Nisa seperti anda, aku juga mungkin nggak sering ikut pengajian seperti anda jadi ilmu agamaku mungkin nggak seberapa kalo dibandingkan sama anda, aku juga bukan pemegang kunci surga, apalagi punya kapling di surga. Tapi, aku berusaha husnudzon, aku nggak pernah menyerang dengan komentar ke orang lain, aku nggak peduli sama anda *nih yaaa paling penting, BODO AMAT COY!*, dan setau aku, islam nggak pernah mengajarkan untuk menyakiti orang lain secara verbal ataupun fisik, baik langsung atau tidak langsung. Islam is spreading the love! It's just you that being a toxic person!

Berani taruhan *tapi jangan, taruhan itu dosa muahahaha* orang-orang seperti ini justru biasanya adalah bocah-bocah yang baruuuuuuu aja belajar hijrah, baruuuuuu aja rutin pengajian. Ngga tau lagi, gimana ceramah-ceramah yang dia dapat sampe dia seperti itu jadinya sampe dia akhirnya terdoktrin untuk membenci umat lain. Dia lupa, handphonenya, instagramnya adalah buatan para pendosa. Sosial media isinya juga para meme makers, yang kebanyakan menertawakan atau menjadikan  kesialan orang lain sebagai bahan lawakan. Padahal, bersenang-senang di atas penederitaan orang lain itu nggak boleh kan? Hayoloh, belum-belum uda dosa aja, wkwkwkwk. Belum lagi dia ngga sadar, seandainya nih komentar dia kayak gini ternyata menimbulkan efek yang besar, mungkin bisa memmbuat orang lain bunuh diri atau jadi psikopat *ingat, ini hanya misalnya, aku nggak mendoakan siapapun untuk mendapatkan kesialan dan banyak hal buruk lainnya, naudzubillahimindzalik* terus terungkap ini karena dia yang komentar, terus dia dicari polisi, diadili, dipenjara, aduh dek! Kadang hal kecil aja efeknya bisa besar loh, hanya kita ngga tau aja, jadi saran aku lebih bijaklah memakai media sosial, brotha sista!

Jadi, kita semua, bahkan sekelas ulama pun, pasti pernah berdosa! Pernah bersalah, jangan langsung menghakimi. Neraka atau surga itu soal Hablumminallah, tapi sikap, tata krama, adab bergaul kita sama orang lain bahkan dalam bermain sosial media itu bagian dari Hablumminannaas. Kamu kuat Hablumminallah menurut kamu, tapi buruk Hablumminannaas-mu, yauda sama aja bohong. Semuanya harus seimbang.  Nggak usah repot-repot memberi skor sama orang lain, mari kita perbaiki diri kita masing-masing, urusan surga neraka serahkan sama Dzat yang Maha Benar yaitu Allah. Karena Allah adalah satu-satunya yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. Sampe disini ngana paham, kan? Sekalian bisa meluncur ke sini untuk baca-baca dulu.

Uda jam 05.56, mesti buru-buru mandi nih! Beberapa jam lagi masuk jam produktif wkwkwkwk. Ingat ya, spread the love, positivity, and goodness only!
Assalammualaikum!!!! ^^

Minggu, 29 September 2019

Yang Lagi Viral (1) : Kehidupan Toleransi Beragama di Indonesia Beberapa Waktu Terakhir



Hai, hai! Sudah berapa purnama berlalu sejak terakhir aku update ya? Hahahahaha.
Well, belakangan ini, Indonesia rasanya panas kayak di neraka. Nggak cuma hawanya aja bro sis, tapi iklim politiknya. Yaaa, terakhir sih sejak pilpres kemarin, padahal Indonesia kena dampak peristiwa Moonson sampe September ini, tapi rasanya kayak nggak ada pengaruhnya, ya kan? Kali ini, aku mau komentar sedikit. Dari banyak hal yang aku baca dari Instagram, Twitter, dan sosial media lainnya. Ini hanya pandangan aku secara pribadi, tidak bermaksud untuk menyakiti siapapun, kecuali mereka yang merasa sih. Cekidot.


Banyak hal dalam keagamaan di Indonesia yang belakangan ini di kriminalisasi, dijadikan alat propaganda, dijual untuk kepentingan golongan tertentu. Bahkan sebagian pihak kuatir kalo Indonesia terjangkit virus radikalisme dan rasisme yang mengarahkan para ‘penderita’nya untuk ‘mengkhilafahkan’ NKRI. Tau kan maksudnya?


Aku pribadi, sebagai muslim, ngga ada masalah dengan khilafah atau yang sejenisnya, tapi yang perlu diingat adalah sejak awal Indonesia merdeka dari penjajahan, Indonesia itu republik. NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya semua ras, etnis, suku dan agama yang berada dalam wilayah Indonesia, sah dan diakui oleh hukum Indonesia adalah warga negara Indonesia. Mau Islam, Kristen, orang Batak, orang Papua, atau orang Tionghoa yang sudah secara hukum diakui sebagai warga negara Indonesia, maka mereka adalah warga negara Indonesia (WNI). Sedangkan, belakangan ini banyak banget isu SARA digoreng, dibumbui, digoreng lagi, ditiriskan, begitu terus. Maksudnya, dikit-dikit bawa SARA ke ranah politik. Terutama istilah yang marak belakangan ini adalah ‘antek asing’ (atau mungkin pake e juga biar greget ‘antek aseng’ wkwkwkwk), kafir, imam besar, presiden ilegal, HTI dan lain sebagainya. Pernah denger nggak? Pasti pernah wkwkwkwk.


Konon katanya, paham radikalisme ini mulai ramai sejak maraknya orang-orang Indonesia yang terjerat ISIS dan kembali ke Indonesia, paham Khilafah yang hendak mereka tanamkan ke Indonesia itu jadi beda pengertiannya. Bagus sih, semua berdasarkan syariat islam, tapi kalo di mari kita kan punya hukum sendiri. Yaitu Pancasila. Yang bisa fleksibel menaungi beragam kepercayaan yang ada di Indonesia. Karena apa, di Indonesia meskipun Islam adalah agama mayoritas, tapi ada agama lain yang tinggal berdampingan dengan agama Islam, yaitu Kristen, Katholik, Khonghucu, Budha, Hindu. Nggak bisa kan kita egois serta merta dengan sombongnya beranggapan hukum syariat islam yang terbaik, terbenar, dan ter-ter lainnya. Lalu dengan mudahnya mengatakan kalau agama lain sudah pasti salah dan kafir dan memaksakan negara ini untuk dipimpin secara khilafah? Indonesia sejak semula bukan negara islam meskipun islam menjadi agama mayoritas. That’s why, kita punya ideologi sendiri, yaitu ideologi Pancasila.


Mana lagi nih ya, yang menurut aku jadi membuat aku sedikit krisis identitas sebagai muslim adalah maraknya ulama instan yang tiba-tiba viral dan tenar, tapi dalam prakteknya berdakwah yang seharusnya menyebarkan kebaikan ajaran agama islam, mereka malah menyudutkan kaum agama lain, membuat para pengikutnya yang masih awam jadi menyerang kaum minoritas tertentu. Begitukah yang diajarkan dalam agama islam? Tidak. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13, dijelaskan :


“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”


Jelaskan dalam ayat ini? Dijelaskan bahwa kita memang diciptakan berbeda-beda secara kebangsaan dan suku, dan lainnya. Bukan untuk saling terpecah belah, melainka untuk saling mengenal, saling bersilaturahmi, juga saling memberi dan menerima. Bukannya malah musuhan dan saling adu kuasa soal siapa yang lebih baik dan lebih unggul, zzzzzzzzzzzzzz.




Ada juga nih ya, beberapa hadits yang menerangkan bahwa kita harus berbuat baik terhadap orang tua dan tetangga kita yang non-muslim, salah satunya seperti berikut ini :





“Dan jika keduanya (orang tuamu) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15)

Sampe disini ngana paham, kan? Wkwkwkwkwk. Jadi, stop bersikap intoleran! Selama mereka tidak meminta kita sebagai muslim untuk turut menyembah selain Allah, mari kita perlakukan mereka dengan baik dan adil. Masih banyak lagi sebenernya firman allah dan juga hadits yang menerangkan soal toleransi beragama, tapi silakan bertanya lagi dengan orang yang lebih kompeten soal ini, dalam hal ini perlu digaris bawahi, ditebalkan, yaitu ulama yang baik, yang tidak menyebarkan kebencian dalam dakwahnya dan sangat luas pengetahuannya akan agama islam. Apalah saya ini yang hanya seorang hina-dina, hanya berusaha mengingatkan agar tidak terjerumus dalam bahaya ajaran kebencian yang salah. *halah..*

Satu lagi, bagi seseorang yang kini dipanggil ‘ustadz’ atau ‘ustadzah’ tolong jangan berbesar kepala! Anda menanggung tanggung jawab yang luar biasa besar. Karena jika anda salah dalam menyampaikan ajaran pada jamaah yang belajar agama pada anda, maka dosa dari jamaah tersebut merupakan dosa anda juga, karena dari andalah para jamaah belajar dan mendapatkan pengetahuan baru. Jadi daripada alih-alih berdakwah dengan ajaran kebencian, mari merangkul sesama. Tunjukkan bahwa Islam tidak seperti yang mereka bayangkan, bahwa Islam adalah agama yang indah, yang penuh kasih sayang dan toleransi.



Akhir kata, Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh! ^^

Jumat, 31 Mei 2019

Movie Review : A Taxi Driver (2017)

Hai para pemirsa setia aku! Apa kabar? Hari ini, aku mau mereviewkan film korea yang baru aja aku tonton. Pada penasaran? *bodo amat* lol. Let's check it out!!

sc. Pinterest

Well, judul filmnya A Taxi Driver. Dirilis pada tahun 2017 lalu. Disutradarai oleh Jang Hoon dan dibintangi oleh aktor senior Song Kang-ho sebagai pemeran utamanya. Film ini bergenre historical, drama, dan action yang jangan sampe kalian tinggalin gitu aja. Ceritanya keren, alurnya keren. Over all, kalo masalah skor yaaaaa kira-kira 8.8 lah yaa dari 10. jadi semenarik apa toh ceritanya?

Aku ceritakan sedikit yaaaa latar belakang film ini. Dilansir dari blog, pada tahun 1979 Korea Selatan dipimpin oleh Presiden Park Chung Hee yang kemudian ditembak mati oleh Badan Intelijen Korea. Kemudian, pemerintahan diambil alih oleh Perdana Menteri Choi Kyuh ah. Sebenernya masyarakat senang ketika Park Chung Hee ditembak, karena beliau adalah pemimpin yg sangat otoriter. Muncul harapan akan demokrasi pas pemerintahan dipimpin oleh Choi Kyuh ah karena ada liberalisasi politik. Namun, tiba-tiba 6 bulan setelah penembakan presiden Park Chung hee muncullah Chun Doo Hwan. Chun Doo hwan adalah seorang tokoh militer kuat yang mengkudeta pemerintah dan membuat masyarakat Korea Selatan panik karena background Chun Doo Hwan adalah militer yang ditakutkan akan menjadi pemimpin yang diktator. Akhirnya masyarakat turun ke jalan untuk berdemo menolak negaranya dipimpin oleh tokoh yang diktator lagi. Karena itulah, Chun Doo Hwan mengumumkan darurat militer dengan alasan untuk "keamanan nasional". Dan situasi darurat militer paling parah terjadi di Gwangju, dan dikenal sebagai Pembantaian Gwangju atau Gerakan Demokratisasi Gwangju yang selanjutnya diadopsi menjadi story line di film A Taxi Driver ini.

Film ini dimulai dari munculnya seorang supir taksi bernama Kim Man Seob (diperankan oleh aktor Song Kang ho) yang mempunyai seorang anak perempuan tunggal dan harus membayar tagihan rumahnya sebesar 100.000 won. Ketika ia sedang menikmati makan siang, ia mendengar obrolan dari supir taksi lainnya yang mengatakan bahwa ia mendapat orderan senilai 100.000 won untuk mengantar orang asing ke daerah Gwangju. Sontak Kim Manseob yang sedang membutuhkan uang itu langsung mengakhiri makan siangnya dan bergegas pergi 'menyerobot' orderan supir taksi tersebut. Kim Manseob selanjutnya menjemput penumpang yang dimaksud itu, yang ternyata adalah seorang wartawan asing asal Jerman bernama Jurgen 'Peter' Hinzpeter (diperankan oleh Thomas Kretschmann) yang akan meliput situasi di Gwangju. Tanpa mengetahui latar belakang perjalanan sang reporter dan karena didasari kebutuhan bayar hutang yang sangat mendesak, Kim Manseob akhirnya berangkat ke Gwangju dengan sang reporter.

sc. Kutu-film.com

Di sanalah perjuangannya dimulai. Di setiap daerah Gwangju di jaga ketat oleh pihak militer. Awalnya Kim Manseob mau mundur dan ingin kembali ke Seoul saja. Namun reporter mengatakan bahwa jika mereka kembali dirinya tidak akan mendapatkan upah 100.000 Won tersebut.

sc. Pinterest

Akhirnya dengan segala cara mereka pun bisa memasuki kawasan Gwangju. Gwangju di tahun 1980 tersebut benar-benar hancur, banyak korban  dikarenakan pemberontakan yang terjadi. Peter yang meliput kasus yang terjadi disana pun merasa iba atas apa yang terjadi, reporter setempat pun berharap Peter dapat memberitakan kasus ini keseluruh dunia. Karena media di Korea pada saat itu dikuasai oleh pihak militer sehingga warga tidak dapat berbuat apa-apa.

Peter, sang supir taxi Kim Man Seob beserta supir taxi Gwangju lainnya hingga seorang mahasiswa yang memprotes kejadian itu pun bekerja sama membantu orang-orang yang terluka akibat konflik itu.

Ada beberapa scene yang bener-bener bikin terenyuh. Salah satunya ketika Kim Manseob beserta supir taksi lainnya membantu para korban luka dan korban tewas keluar dari wilayah yang dihujani peluru oleh para tentara. Dengan menggunakan mobil taksinya, Kim Manseob dan kawan-kawan maju ke depan ke dekat mobil militer tempat para tentara melindungi dirinya dan menembaki para demonstran untuk menghalau peluru dan kemudian mengangkut para korban keluar dari wilayah tersebut. Ampun, banjir dah mataku para pemirsah…. TT TT

Ada juga scene lain yang bikin mewek. Yaitu saat Goo Jaesik (diperankan oleh Ryu Junyeol) ditemukan tewas. Sedih dong…. Karena Jaesik adalah salah satu mahasiswa yang ikut berjuang melawan pasukan militer saat itu. Jaesik lah yang membantu Peter menterjemahkan bahasa karena Jaesik adalah mahasiswa dengan nilai bahasa inggris yang sangat baik.

Ada juga scene lain yang buat terharu. Yaitu saat Hwang Taesoo, seorang supir taksi yang juga turut berjuang bersama Manseob dan supir taksi lainnya serta para warga Gwangju, mengorbankan dirinya untuk menghalau Chun Doohwan beserta anak buahnya sehingga Manseob dan Peter bisa lolos dan kembali ke Seoul dengan selamat. Astagaaaaaa hatikuuuuu TT TT

Terakhir tapi bukan yang terakhir alias last but not tleast, scene yang bikin mewek is ketika 23 tahun kemudian Peter diundang ke Korea untuk menerima penghargaan perdamaian atas peliputannya mengenai pembantaian Gwangju. Dalam pidatonya, Peter menyebutkan bahwa perjuangannya tidak dilakukan sendirian. Ia menyebut 'Kim Sabok' yaitu nama samaran Kim Manseob yang ia beritahukan pada Peter sewaktu Peter akan terbang kembali ke Jerman. Ia berharap dapat bertemu lagi dengannya. Manseob yang saat itu sedang bekerja (masih jadi supir taksi pada tahun 2013) berbisik pada dirinya sendiri kalau ialah yang merasa lebih berterima kasih pada Peter dan juga merindukannya.

Film diakhiri oleh epilog dari Peter yang mengucapkan terima kasih dan masih terus mencari supir taksi yang mengantarnya ke Gwangju, namun sayangnya Peter meninggal pada tahun 2016 sebelum mereka sempat bertemu.

From <https://en.wikipedia.org/wiki/A_Taxi_Driver>


Asliiiii sediiiihhh banget ceritanya. Happy end for some parts, while sad end in the other parts. Bener deh, kalo ada yang bilang dunia politik itu kejam, kotor, dan berbahaya itu bener banget. Dalam politik, semua orang bisa jadi korban. Dan dalam film ini, aku belajar beberapa hal. Utamanya yaitu tolong menolong, menghargai sesama, dan masih banyak lagi sebenernya yang ngga hanya untuk diterapkan untuk hal-hal politis tapi dalam keseharian.

Anyway, pesan aku jangan sampe lupa untuk nonton ini. Wajib, wkwkwkw. Ngga deh. Maksud aku nonton film dengan genre seperti ini (yang sebenernya bukan aku banget tapi tumben aku nonton) bisa menambah wawasan kita, tentang pers, sejarah, politik walau dengan porsi yang sangat kecil. Ingat juga, film itu bisa memperngaruhi pola pikir penontonnya. Jadi, nilai bagusnya diambil, nilai jeleknya jangan.

ps, dapet sedikit info yang agaknya sangat membingungkan. Ada yang bilang kalau Kim Manseob yang sebenarnya sudah meninggal dunia karena kanker pada tahun 1984.

sc. sukmanurrizki.blogspot.com

Demikian review dari aku kali ini, pasti ada banyak banget kekurangan. Aku cuma nulis asal aja, apa yang aku pikirin, jadi kalo reviewnya sangat mengecewakan, mohon sarannya yaaaa.... :')
Dadah, babay!!! Semangat puasanya, lebaran kurang 5 hari lagi. ^^9

Source :




Kamis, 21 Maret 2019

Romance Movie Review :THE BEST OF ME


Hi there!! Hi everyone!! What’s up?
Lamaaaa banget ga update (emang ada yang nanya?) yaaa enggak siy *lol*. Well, apa kabar kalian? Selama ga update, aku nyari inspirasi soal apa yang pengen aku tulis disini. Daaaaann, baru sadar aku kalau belakangan ini lagi gandrung banget sama yang namanya film romantic. Well, sebenernya enggak baru-baru ini juga siy. Uda lamaaaa banget seneng sama sesuatu yang berbau romantic gitu.

Dan, kali ini aku pengen bahas soal salah satu film romantis terbaik sepanjang masa (in my opinion) yaitu film The Best of Me yang diadaptasi dari salah satu novel genre romantic terbaik sepanjang masa, milik author Nicholas Sparks. Buat kalian yang sering baca novel atau nonton film khususnya genre romance, pasti nama beliau ini uda bukan sesuatu yang asing buat kalian. Karya-karya beliau ini luar biasa membius, luar biasa romantic, sooo classic but yet in different area(?). Sebut aja A Walk to Remember dan The Notebook yang selama bertahun-tahun ga lepas dari gelar film romantic terbaik di dunia.

Ceritanya yang polos, so sweet yang mendayu-dayu, bener-bener keren banget. Kalo menilik di filmnya siy, kebanyakan kesannya vintage mulai dari rumah, mobil, kostum, dll. Jauh dari kesan glamor atau sesuatu yang gadget-focused, lebih seringnya semacem kilas balik ke kehidupan masa lampau. Gimana Nic membuat para tokoh dalam cerita menghadapi segala macam cobaan dalam kehidupan mereka dengan dewasa, alur cerita yang kompleks tapi gampang dinalar. Romance yang begini ini yang aku suka!! ><

Well, tentang film The Best of Me ini, adalah yang paling aku suka dari semua film karya Nic, dari semua film romantic yang pernah aku tonton, ini film selalu ada urutan pertama. Udah nonton berkali-kali tetep aja baper parah. Kenapa? Kenawhy? Karena alur ceritanya terutama karena endingnya. Ada apa dengan endingnya?

Jadi gini, film The Best of Me ini ‘katanya’ punya alternate ending. Alias endingnya ada dua. Parahnya, yang dipublish dimana-mana itu yang ceritanya sad ending, sedangkan untuk cerita happy endingnya hanya available di Amerika sana. Well, aku bahkan sempet penasaran setengah mati mesti beli dimana kaset CD atau DVDnya untuk The Best of Me Alternate Ending atau disebut juga The Best of Me : Tears of Joy Edition. Amazon? Ngga ada. Cek web-nya Rotten Tomato? Zonk!

watch this! video

Sounds a bit freak, tapi aku pernah DM Nic di akun personal instagramnya (instagram.com/nicholassparks), cuma karena nanyain mesti liat dimana Tears of Joy Editionnya, hiks. Secara, aku adalah fans berat dari film romance dengan happy ending. Karena aku pikir, tokoh-tokohnya uda usaha to make their loving life happy, they deserve to have a happy life (mulai sewot ndiri kaaaannnn? Wkwkwkwkw abaikan). Dan sampai detik ini still no response. Tapi yaudalah, saya kan hanya butiran debu gitu, pasti beliaunya juga sibuk, dan mungkin juga terlalu banyak DM yang masuk sampe akhirnya pesanku ngilang, wuuusshhh~

Then, kayak apa siy ceritanya?

Jadi niy ya, seorang cowok yang berasal dari keluarga yang amburadul, nama Dawson Cole (versi muda diperankan oleh si ganteng Luke Bracey, versi dewasa diperankan om ganteng James Marsden) jatuh cinta oleh seorang cewek cantik, popular dan berasal dari keluarga baik-baik dan terpandang namanya Amanda Collier (versi muda diperankan oleh si cantik kembaran aku Liana Liberato, versi dewasa diperankan oleh tante kharismatik Michelle Monaghan). Keduanya punya cerita cinta yang tertunda sampai 20 tahun lamanya.

Dawson dewasa, bekerja di pertambangan minyak lepas pantai yang sempat terhempas masuk ke dalam laut karena pertambangan tempatnya bekerja meledak. Ajaibnya, ia selamat karena memimpikan mantan kekasihnya, Amanda, meskipun harusnya dengan kondisi separah itu, dokter mengatakan mustahil bagi seseorang untuk bisa bertahan hidup bahkan sadar. Hingga akhirnya ketika ia pulang ke rumahnya, seorang pengacara mengatakan bahwa Tuck (teman baik Amanda dan juga Dawson, diperankan oleh Gerald McRaney) telah meninggal dunia dan membuat surat wasiat bagi Dawson dan Amanda. Dari situlah mereka dipertemukan lagi. Lalu apa yang terjadi? Tonton sendiri yaaaawww *smirk* kebanyakan spoiler, malah ngga nonton entar, hehehehe.

Ceritanya yang so sweet, berhasil banget bikin baper tak berkesudahan. Dawson yang romantis, baik, cerdas, pekerja keras, bener-bener sosok tipikal yang bakalan disukain sama cewek manapun! Beneran deh… Belom lagi Amanda yang manis, ceria, cantik dan elegan, bener-bener juga idaman cowok! Manis banget di awal-awal, diwarnai konflik dimana Dawson ngelawan sodara-sodara berandalannya sampe ngga sengaja nembak kepalanya sahabatnya sampe Dawson terpaksa dipenjara dan putus sama Amanda. Potek hati aku tuh! Kemudian karena surat wasiat Tuck, akhirnya mereka berdua ketemu lagi dengan kondisi yang berbeda banget. Amanda sudah berkeluarga, meskipun Dawson masih sendiri. Kebayang ngga sih gimana awkwardnya? (lah jadi spoiler lagi kan? Wkwkwkwk).

Film ini punya alur maju-mundur, semacam flash back gitu, tapi ngga ngebingungin kok tenang aja. Untuk pemilihan tokohnya, over all uda oke, cuma jujur aja meskipun aku ngefans sama Luke dan James, tapi memilih mereka sebagai tokoh  versi muda dan versi tua itu kurang pas. Karena Luke sama James ngga gitu mirip dan mereka keliatan kayak seumuran gitu (yaaaa meskipun juga tuaan James kemana-mana siy ya, wkwkwk) but seriously, they didn’t looked that similar. Tapi tenang, ketolong kok. Ketolongnya itu karena Luke actingnya pas banget, bagus banget! Jadi bisa ngebayangin ‘oooh gini toh Dawson itu..’ terus James sendiri juga bisa banget ngebawain karakter Dawson yang makin dewasa dengan sangat baik. Jadi meskipun mereka engga mirip, tapi bisalah diterima, karena engga ngerti siy siapa aktor lain yang kira-kira bisa peranin karakter Dawson itu. Kesimpulannya, mereka emang engga bisa dimiripin banget, tapi mereka pas dan cucok meranin karakter Dawson.

Buat aku pribadi, film ini tuh bisa aku kasih semua jempol aku, nilai 9 dari 10, karena entah kenapa ngena banget! Film yang tipikalnya tuh Nicholas Sparks banget deh. Kelen wajib banget nonton. Sekalian sama dilm-filmnya Nic yang lain kalo bisa. Dan coba ceritain, filmnya Nic yang mana yang kelen demenin.

And, here are some pics about this movie…

ini posternya

Dawson dan Amanda versi muda

Dawson dan Amanda versi dewasa

iconic scene!!! scene dimana Dawson pertama kali mengakui ia jatuh cinta sama Amanda karena Amanda cantik banget! i love her dress btw kkkkk

their official trailer

Well, that's all for tonight. Thread ini mungkin akan diedit atau diperbarui nanti. Akhir kata, selamat malam, selamat berimimpi indah. <3



Chinese Drama Half Review : Derailment

 Hiiiiihooooo everybodyyyyy! How's your life today? I’m back again after a really long break. Hehehe. And to proof that my English writi...