Sabtu, 04 Maret 2023

HOW I OVERCOME MY OVERTHINK HABIT?



Hey everybody!!! Apa kabarnya? Sekarang lagi adzan maghrib pas aku mulai nulis ini. Ngga kerasa tinggal berapa hari lagi menjelang bulan Ramadhan. Nanti pas sudah bulan Ramadhan, jam segini kita lagi sibuk nyiapin makanan buat buka, makan buka bareng, terus siap-siap tarawih dan ngaji malem, huhuhu, can’t waitttt!

Hari ini, aku mau cerita soal gimana aku saat overthinking, efeknya di aku, dan bagaimana aku bisa ‘sembuh’ dari overthinking, apa efeknya setelah aku mencoba bernhenti overthinking dan juga gimana kondisi aku sekarang. Well, mari kita mulai dari awal aku overthinking.

Jadi, sedikit info bahwa aku itu orang yang amat sangat introvert sebenernya. 4 kali tes MBTI hasilnya sama, ISFJ wkwkwk. Engga mudah buat aku untuk mulai percakapan baru sama orang asing atau orang yang baru aku temui. Aku orangnya juga canggung banget sebenernya. Banget malah. Tapi seiring waktu, karena aku bekerja sebagai front office di kantor aku sekarang, sedikit banyak itu membantu aku untuk adjust sama orang-orang di sekitar aku. Aku mikirnya “yakali sama temen-temen di kantor mau canggung, sampe kapan?” sampe akhirnya setelah bertahun-tahun, aku mulai ‘membaik’. Dari sini aku menyimpulkan kalo emang aku butuh ‘penarik’ juga ‘paksaan’ untuk keluar dari zona nyamanku di dunia introvertku. Meskipun jujur, ngabisin waktu di tengah kerumunan orang banyak itu, masih jadi hal yang amat sangat melelahkan dan bikin pusing juga kadang-kadang.

Uda aku adjust atau mulai bisa bergaul dengan baik dengan orang-orang di sekitarku, sekarang mulai masalah baru. Mungkin karena aku orang yang cukup sensitive, aku jadi mudah apa? Yap, betul! Mudah overthinking. Keinginan untuk tampil atau tampak sempurna sehingga bikin aku sangat amat menjadikan pendapat orang lain soal aku sebagai fokus adalah salah satu penyebab aku overthinking. Aku pengen imej yang bagus di mata orang lain, aku takut kesalahan yang aku buat misal pas terlalu nyaman bercanda aku ‘mungkin’ secara ngga sengaja (menurutku) menggunakan kalimat atau kata atau secara ngga sadar aku mengambil sikap yang melukai atau menyinggung perasaan lawan bicaraku bakalan bikin imejku di mata orang anjlok, kayak ‘ih Martha itu gini, gitu’. Dan berawal dari hal-hal semacam itulah, aku mulai sadar kalo aku overthinking.

Hal-hal semacam itu terus berlanjut, terus berjalan, menumpuk sampe akhirnya aku stress sendiri di otakku. Efeknya, aku ngga fokus kerja, aku susah tidur, lebih mudah kecapekan secara fisik, gampang panik, dan emosi juga naik turun. Aku sempat mengalami insomnia selama 6 bulan, susah banget untuk tidur on time di malam hari. Sampe nyobain beli obat tidur, tapi ndak ada hasil. Nyoba minum obat batuk pas lagi engga batuk, juga cuma sesaat doang. Karena takut berefek buruk buat ginjal, akhirnya aku berhenti minum begituan. Minum susu pas malam hari, juga ndak ada pengaruhnya. Konsul online lewat aplikasi H juga ndak menemukan solusi yang ‘tara mak jreng’ buat aku.

Sampe akhirnya tibalah saat dimana aku tiba-tiba nemuin video di beranda ytb ku (hampir sama kayak kejadian nemuin video soal tarot yang padahal engga pernah nonton begituan wkwkwkw) soal Stoicism/Stoikisme. Setelah nonton pelan-pelan dan coba pelajari, aku merasa aku sangat amat banget banget jauh lebih baik! Why?

Stoikisme itu adalah sebuah paham dimana manusia diajarkan untuk mampu mengontrol emosinya agar bisa bersyukur atas apa yang terjadi (lumrahnya juga disebut being present). Sebetulnya, kalau dibahas soal stoikisme ini bakalan puaaaaanjang banget dan juga sangat mendalam. Karena ini sola psikologis yang kita semua tahu masalah hidup, sejarah hidup dan juga kemampuan seseorang dalam berpikir (termasuk dalam mengambil sikap dan keputusan) itu beda-beda. Sangat mendasar, mendalam dan juga menyeluruh. Jadi aku sarankan buat temen-temen semua baca sendiri di Google yaa soal stoikisme.

Nah soal bagaimana stoikisme bener-bener mempengaruhi aku dalam hal kesembuhanku dari overthinking, aku akhirnya tuh semacam disadarin kalo manusia itu ngga harus mengontrol sesuatu yang diluar jangkauannya, misalnya apa pendapat orang lain soal kita. Manusia hanya harus mengontrol apa yang ada pada dirinya. Misal, apa yang kita pikirkan. Dan dari hal sepele ini aku mulai sadar ternyata aku harus bisa bersikap bodo amat (syarat dan ketentuan berlaku yaa guys!). Ada kalanya kita harus peduli sama apa yang ada di sekitar kita, ada kalanya kita harus cuek dan lebih memikirkan perasaan kita.

Setelah aku mencoba memberanikan diri untuk bisa bersikap lebih cuek, efeknya mungkin nampak negatif, kayak misalnya aku mulai berani ambil sikap untuk orang yang memanfaatkan aku, aku mulai berani tegas bilang tidak atau sekalian aku acuhkan. Dan itu seperti membuka diriku untuk versi yang lebih baru. Dan secara kebetulan, pada pemahaman soal mindfulness, sikap ‘mengurangi/mengosongkan’ seperti ini (istilahnya decluttering) itu membawa aku membayangkan tentang aku mengurangi atau mengosongi air kotor dalam gelasku biar aku bisa mengisi gelasku dengan air yang lebih bersih. Dan hasilnya, aku mengisi gelasku dengan air yang bersih.

Dalam kaitannya dengan overthinkingku, overthinkingku itu juga disebabkan aku yang terlalu mudah percaya sama orang dan juga sensitif serta ngga enakan. Dalam hal ini, aku berani mengambil sikap untuk memilih lebih baik kehilangan orang-orang yang cukup banyak menghabiskan energiku, supaya aku bisa menarik lebih banyak orang yang lebih baik ke dalam hidupku. Aku juga menerima kenyataanku saat ini, menghadapinya dengan tetap menjadi diriku sendiri cuma sedikit lebih cuek dengan apa yang akan orang pikirkan soal aku. Dan akhirnya, sungguh aku jadi lebih baik, dan lebih jarang overthinking dibandingkan sebelumnya. Masih? Iya dong. Tapi sudah sangaaaaaat jauh berkurang. Buat aku ini sebuah pencapaian wkwkwkwk. Tapi, perjalanan aku untuk menjadi diri yang lebih baik, lebih tenang, lebih kalem, lebih santuy tapi lebih efisien, fleksibel dan produktif masih panjang.

Kalo dipikir-pikir, saat ini cita-citaku agak nambah wkwkwkw. Pengen hidup tenang dan santai, hidup damai, berkecukupan, sehat, panjang umur, juga berguna untuk sesama terutama keluarga. Dan langkahku selanjutnya setelah manifestasiku tercapai, aku pengen lanjut frugal living. Bismillah semoga bisa!! ^^9

Akhirnya tulisan ini selesai malem jam 23.00 karena disambi ngerjain ini itu, maklum, anak rumah tangga wkwkwkw. Akhir kata, selamat malam good people. Jangan lupa untuk selalu dan selalu bersikap baik meskipun harimu engga baik-baik aja, orang-orang ngga baik sama kamu, dunia juga lagi ngga baik. Kita ngga pernah tahu, kebaikan kita akan datang kembali kita dengan cara yang seperti apa. Gnite luvs!!! <3

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chinese Drama Half Review : Derailment

 Hiiiiihooooo everybodyyyyy! How's your life today? I’m back again after a really long break. Hehehe. And to proof that my English writi...