Hai people!!!! Wow what a long break yaaa, lamaaa banget aku engga ada nulis apapun. Meskipun yaa engga ada juga yang cariin siy, ehhehehe. But yaaa, panggilan alam…
Well., selama taking long break, aku mengalami banyak ups and downs yang lebih banyak downs nya, sad banget ga tuh, wkwkwkwk. Tapi, through ups and downs inilah aku belajar beberapa hal. Apakah itu? Jadi ini tuh tulisannya temanya curhat begitu gaes…
Bersyukur. Astagaaa kayaknya belakangan ini
aku kurang banget bersyukur. Padahal, kurang Maha Pemurah apalagi Allah sama
hamba kayak aku? Aku dikasih sehat, kesempatan untuk hidup setiap harinya
sehingga aku bisa belajar dan mengalami banyak hal baik setiap harinya. Belum lagi,
meskipun capek berat karena sempet bolak-balik harus jaga mama di rumah sakit,
tapi aku tetep sehat walafiat. Padahal, aku sejak kecil selalu dicap ‘kurus,
gampang sakit’. But, miracle happened to me. Sampe detik ini ALHAMDULILLAH aku
belum sakit. Dan jangan sampe deh.
Alhamdulillah, sejak awal pandemi, belum
pernah sampe positif Cword. Meskipun pikiran lagi stres-stresnya, badan lagi
capek-capeknya, banyak hal yang engga sesuai ekspektasi dan rencana, tapi
alhamdulillah aku masih dikasih sehat. Allah sungguh Maha Baik, Maha Pemurah,
Maha Melindungi. Masyaa allah, alhamdulillah, tabarakallah.
Tapi, lagi, aku ini masih ada kurang
bersyukurnya. Kadang, aku ingkar dari sholat. Aku juga pernah ingkar sama nazar,
juga pernah ngebantah mama, juga ingkar janji sama adekku untuk bayar utang
tepat waktu. Astaghfirullah, aku. :’) Tapi, sungguh, aku sedang berusaha
memperbaiki diri aku. Kira-kira apa Allah masih mau mendengar doa dari umat
yang seperti aku?
Aku juga mengalami penurunan dalam hal
ekonomi sebenernya guys. Utang-utang aku numpuk, semuanya urgent, belum
kebutuhan aku semua juga pengennya urgent. Kayaknya aku emang beneran sekurang
itu dalam bersyukur. Selama ini aku selalu kalap kalo ngeliat limit di
Spayl4t3r, pengennya beli ini, dicicil 12x, belum lagi Sp!nj4m, butuh duit
dikit klik pinjam. Bener-bener gaya hidup aku salah banget dah.
Kemakan rasa ‘pengen kayak temen-temen aku
yang di instagram, beli ini itu branded, traveling sana-sini, makan ini itu’
dan masih banyak lagi. Aku ngerasa kayak living my life in rush, biar bisa
kayak temen-temen aku, nah sekarang saatnya ngatain diri sendiri : makan tu
pengen kayak temen-temen. Telat, tapi aku baru sadar kalo timeline aku beda
dengan orang-orang. Orang lain mungkin uda ngambil susahnya duluan, dan mungkin
emang susahnya mereka saat ini cuma sebatas itu, sedangkan aku masih harus
susah dulu, agak panjang timeline susahnya, tapi mana tau aku nanti menang
banyak belakangan? Wkwkwkw. Posthink!
Selain itu menyadari kalo bener kata orang.
Menungso urip kuwi sawang sinawang. Manusia hidup itu tidak seperti yang
kelihatannya. Alias sebagian besar pencitraan. FIX! Ada orang yang berteman
sama aku di sosmed itu ‘menurut aku’ hedon. Dia cantik, kerjanya mapan, semua
yang dia punya branded, seems like she is living the life that I always wanted.
Tapiiiiii, turns out dia ‘kabarnya’ cukup sering nyusahin orang di sekitarnya. Yaaa
tapi karena ini hanya ‘katanya’, again, aku engga tau gimana kebenarannya, karena
yaaah itulah, aku hanya ngelihat yang kelihatan, sisanya aku engga tahu.
Ada juga yang emang beneran mapan,
religius, kerjaan bagus, pendidikan yang juga tinggi, keluarganya nampak bahagia,
seems like the other kind of living that I always wanted, tapi aku tahu kalo
dia beberapa kali harus kehilangan buah hati. Ternyata hidup orang sungguh ngga
selalu mulus seperti insta story mereka. Sungguh.
Kadang kalo flashback, meskipun hidupku pun
juga engga mulus, banyak air mata, banyak sedih, tapi kalo dipikir-pikir kenapa
sekarang aku malah makin merosot jatuh? Padahal dulu hidup di dasar aja aku
ngga apa-apa? Again, aku menyadari, aku terlalu memaksakan diri ingin selevel
dengan orang lain. Astaghfirullah, dasar aku!
Sekarang, jujurly, aku capek harus hidup
kayak gini. Sekarang ini ibaratnya aku harus ‘detoksifikasi’ hidupku dari
racun-racun dalam pikiranku yang selama ini sudah aku pendam. Saking sakitnya
proses ini, aku sampe -baru kali ini- ngerasain pengen resign aja dari
dunia ini. You knowlah maksud aku. Tapi, aku harus membersihkan diri, meskipun
untuk membiasakan diri seperti itu aku harus ngelewatin proses yang luar biasa
sakit, pahit, sedih, aneh, dan aku harus bertahan. Kenapa bertahan? Karena,
dibalik semua proses, cobaan, rasa sakit ini, Allah sedang mengangkat
derajatku, menjadikan aku manusia yang lebih baik lagi, dan Allah tahu aku mampu
ngelewatin semua ini.
Sekarang ini mintaku ngga banyak. Aku engga
minta Allah jadikan aku crazy rich, kaya raya dalam semalam, tiba-tiba bangun
tidur aku jadi sultan. Engga. Aku cuma minta : Financial freedom, kesehatan dan
usia yang panjang untuk mama, deket dengan jodoh untuk aku dan mama.
Nah ngemeng-ngemen soal jodoh, belakangan
ini, tanpa bermaksud menyekutukan Allah dengan apapun di dunia ini, aku coba
liatin video tarot reading. Sambil itung-itung, belajar soal Law of Attraction,
affirmation, meditation, dan lain-lain. Nah, dari beberapa pembacaan kartu
tarot ini, ada beberapa yang punya something in common, alias kesamaan. Yaitu, ‘katanya’
(lagi), jodohku ini bla bla bla..(hayoooo nungguin yaaa? Wkakakakak) intinya
ada beberapa poin yang sama gitu. Dan kebetulan kok kedengerannya kayak unreal,
too good to be true, kayak seseorang yang ngga bakalan mungkin sama aku, bahasa
kerennya beyond my league gitulah pokoknya.
Mama sih bilang, ‘harus optimis, yakin,
percaya, apa yang engga mungkin kalo Allah menghendaki? Mana tau diaminin terus
jadi kenyataan?’ yaaaa iya sih, tapi yaa gimana ya, satu sisi aku ini pemimpi,
tukang halu, secara halu kan gampang dan gratis yaa. Tapi di satu sisi, aku
juga orang logis dan realistis. Ah apa iya? Tapiiii ga ada salahnya juga
diaminin kan? Wkwkwkwk. Aku sih percaya sama apa yang mamaku bilang. Selama ini
apa yang beliau omongin ini biasanya terjadi. Apalagi yang ngomong gini seorang
ibu dengan pengalaman makan asam garam yang uda ngga keitung lagi. Insyaa allah,
kalo menurut Allah itu yang terbaik, Lillahita’ala.
Tapi, selama ini aku emang memanifestasiin
seseorang sih, emang. Sayang orang itu ngga akan mungkin berjodoh sama aku,
wkakakak. Been my crush for 8 years yall. Dan perasaan ini engga geser barang
dikiiiit aja, engga. Tiap hari, aku cuma bisa sholawatin orang kayak dia. Meskipun
bukan dia, mana tau kan dapet yang mirip gitu, 11-12 sama dia, wkwkwkwk. Amin yo
gaes yo…
Dahlah, sementara segini dulu. Aslinya masih
banyak yang mau aku ceritain gaes, tapi waktunya uda mepet sama waktu pulang
kerja. Ini aja ngetiknya di PC kantor wkwkwkwk. Bye bye semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar